Ketum Gerindra Suhardi (kiri) (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews - Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi,
mengaku tak percaya jika unjuk rasa yang akan dilakukan pada tanggal 25
Maret 2013 mendatang akan berujung kudeta.
Suhardi menilai isu itu hanya dimunculkan oleh orang-orang
tertentu. Untuk itu, dia mengharap masyarakat jangan sampai terprovokasi
atas isu tersebut.
Menurut Suhardi, sebenarnya tidak perlu ada kudeta, sebab saat ini pemilu sudah kian dekat.
"Kita sudah melalui proses yang sangat diterima masyarakat dan
dunia. Jangan kemudian pemilu yang ada di depan mata ini terganggu
karena ada peristiwa yang sebetulnya bisa dibilang tidak cukup
konstitusional," kata Suhardi di Gedung DPR, Rabu 20 Maret 2013.
Ia pun menekankan agar jangan sampai perpindahan pemerintah
dibarengi oleh kerusuhan. "Nanti bangsa ini tidak siap membangun dan
tidak pernah ada estafet yang bagus," ujar dia.
Untuk itu, Suhardi berharap, Badan Intelejen Negara jangan terlalu
vurgar jika mengimbau soal adanya kudeta. "Mereka hanya siap sedia,
antisipasi. Kemudian mengimbau dengan cara baik. Ikuti konstitusional,"
kata dia.
Sebab, lanjutnya, jika nanti ada revolusi, dan terjadi pengunduran
pemilu, maka pembangunan akan terganggu terus menerus. "Bahaya ini, kita
bisa mundur 10 tahun, 15 tahun, negara makin hancur," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara, Letjen Marciano Norman,
telah menepis kabar yang menyebutkan aksi ini akan berujung pada rencana
makar, apalagi kudeta.
Bahkan, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin,
juga ikut angkat bicara soal pernyataan SBY tentang adanya isu kudeta.
Menurut Din, pernyataan ini merupakan gejala dari orang yang minta dikasihani oleh rakyatnya. Ia juga menilai SBY mengada-ada karena sudah berulang kali menyatakan hal yang sama.


20.08
PKS Lover
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan di sini