TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Jelang
Pilkada Jawa Tengah (Jateng), media survei nasional (Median) mengadakan
survei terkait popularitas para kandidat dan partai-partai
pendukungnya.
Survei yang melibatkan 1200 responden dengan tingkat kepercayaan 95
persen itu merekam beberapa temuan penting, antara lain, di antara para
kandidat Gubernur yang ada, tingkat popularitas Bibit Waluyo masih
terartas, sebesar 80,8 persen, disusul Hadi Prabowo dengan raihan 65
persen, dan Ganjar Pranowo (63 persen).
Menurut direkur eksekutif Median, Rico Marbun, Minggu (6/4/2013),
tingginya popularitas Bibit Waluyo itu tidak terlepas dari kedudukannya
selaku incumbent, sehingga memudahkan dirinya hadir di tengah publik
selama menjabat.
Namun menurut Rico, tingginya popularitas bibit itu tidak berbanding lurus dengan hasil evaluasi terhadap incumbent. “Dari evaluasi rerhadap kinerja incumbent,
ditemukan bahwa hanya 40 persen saja publik Jateng yang puas, sedangkan
37 persen tidak puas, dan sisanya tidak tahu. Selain itu, survei juga
menukan bahwa 51,35 persen publik menginginkan Bibit diganti, hanya 37
persen meninginkan Bibit tetap memimpin, sedangkan sisanya tidak tahu,”
katanya.
Survei yang dilakukan tanggal 23 Maret- 3 April ini, juga merekam
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan publik dalam memilih para
kandidat. Merakyat menjadi faktor perimbangan pertama, sebesar 27,4
persen. Sedangkan faktor terbukti hasil kerjanya sebesar 18,6 persen,
disusul faktor cerdas (8,1 persen), jujur dan bersih (7,1 persen).
“Selain itu, survei juga coba merekam sejauh mana faktor Jokowi effect
berpengaruh terhadap pilihan publik, namun pertimbangan karena faktor
dukungan Jokowi hanya 1,1 persen. Selain itu, faktor dukungan megawati
juga sangat kecil sekali, yaitu hanya 0,4 persen,” katanya dalam
rilisnya kepada tribun, Minggu (7/4/2013).
Dari sisi partai politik, survei menemukan urutan partai politik
yang akan dipilih oleh masyarakat Jateng jika pemilu diadakan saat ini.
“Dalam survei ditanyakan, partai apa yang dipilih bila pemilu legislatif
diadakan saat ini? PDIP masih di urutan pertama dengan perolehan 15,1 persen, Golkar menduduki peringkat kedua denga 11,2 persen, disusul PKS (10,4 pesen), Gerindra (8,2 persen), PKB (8,1 persen), PPP (7,7 persen),” katanya.
Menurut Rico marbun, Terlihat ada kecenderungan partai-partai
pendukung Hadi Prabowo seperti PKS, Gerindra, PKB, PPP, dan Hanura
mengalami kenaikan elektabilitas dibanding hasil perolehan suara di
pemilu 2009 lalu. Sedangkan partai-partai pendukung Bibiet yaitu Partai
Demokrat terjun bebas dari 15,5 persen, menjadi 5 persen, dan Golkar
turun dari 12,8 persen menjadi 11,2 persen.
“Jadi bibit sementara ini hanya bisa mengandalkan popularias
pribadinyanya, mengingat mesin Partai Demokrat sedang tidak efekif
berjalan, dan Golkar mengalami penurunan. Sedangkan Hadi Prabowo harus
ditopang oleh mesin partai pendukungnya yang kecenderungan meningkat.
Begitu juga Ganjar Pranowo yang popularitasnya masih kecil, dipastikan
akan berumpu pada mesin PDIP yang memiliki basis kuat di jateng,” katanya.
Menurut Rico, dilihat dari tren peningkatan suara partai-partai tersebut, PKS bekerja lebih efektif dalam meningkatkan elektabilitasnya hingga menduduki peringkat ke-3 di jateng.
“Bisa dikatakan bahwa dalam pilkada Jateng ini, diperkirakan akan terjadi pertempuran antara dua mesin partai, yaitu PKS yang saat ini tren-nya meningkat, berhadapan dengan PDIP yang basisnya telah lama kuat di Jateng,” pungkasnya


17.46
PKS Lover
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan di sini